Podcast Aksi Nyata Perindo: Makanan Khas Bengkulu Jarang Ditemui di Luar Daerah, Harus Sering Dipromosikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dikenal dengan keragaman budaya di setiap daerahnya. Salah satunya adalah kuliner yang menjadi ciri khas di masing-masing daerah. Namun di beberapa daerah di Sumatera, makanan khasnya masih jarang ditemui di luar daerah tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPW Kartini Perindo Bengkulu, Hj. Radiati, S.IP. Dirinya menyebut bahwa di daerah Bengkulu sebenarnya makanan daerahnya cukup beragam. Namun, masih belum banyak ditemukan di luar daerah Bengkulu, seperti lempuk durian, sejenis olahan dodol.
"Makanan khas Bengkulu banyak tapi mungkin di luar daerah masih langka tidak seperti nasi padang gitu kan. Misalnya lempuk durian, itu dari durian jadi makanan ringan," ungkap Hj. Radiati dalam Podcast Aksi Nyata di kanal Youtube Partai Perindo, Minggu (11/12/2022).
Dalam kesempatan itu pula, Hj. Radiati pun memperkenalkan beberapa makanan khas Bengkulu lainnya. Sebagai seorang Kartini Perindo, hal ini harus dilakukannya agar mendorong makanan khas yang menjadi identitas suatu daerah dapat dikenal lebih luas lagi.
"Banyak sebenarnya. Ada juga yang diolah jadi lauk makan tempoyak. Lalu ikan pais, ikan yang dimalamkan (dimarinasi) sama bumbunya lalu dibungkus pakai daun keladi," sambung Hj. Radiati
Saking beragamnya, Hj. Radiati juga sempat menjelaskan soal perbedaan cara pengolaha. makanan khas di beberapa wilayah di Bengkulu.
"Kalau di Bengkulu selatan itu (ikan pais) dikukus. Kalau di Utara pakai santan dibikin seperti gulai atau sup, namanya botok," jelasnya.
Selain makanan khas daerah, Hj Radiati juga memperkenalkan potensi wisata di Bengkulu yang berjalan beriringan dengan potensi kuliner khas daerah. Wisatawan yang berwisata ke pantai di Bengkulu bisa sekaligus mencicipi makanan khas di resto atau warung yang sudah tersedia di pinggir pantai.
"Wisatanya bagus, ada pantai panjang sepanjang kota bengkulu dikeliliningi pantai. Sudab banyak kuliner di pinggir pantai, wisatawan itu jadi sekalian. Ada resto makanan khas Bengkulu," pungkasnya.
Bahkan saat pandemi Covid-19 melanda pun, masyarakat tetap mengandalkan usaha kuliner untuk menyambung hidup. Hal ini seolah menjadi bukti bahwa potensi wisata kuliner daerah harus terus dikembangkan.
Berbekal usaha rumahan, masyarakat mengikuti perkembangan teknologi dengan menjajakan jualannya di media sosial sehingga bisa tetap bertahan di era badai pandemi yang menyebabkan banyak orang tidak bisa mengunjungi warung atau resto mereka.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPW Kartini Perindo Bengkulu, Hj. Radiati, S.IP. Dirinya menyebut bahwa di daerah Bengkulu sebenarnya makanan daerahnya cukup beragam. Namun, masih belum banyak ditemukan di luar daerah Bengkulu, seperti lempuk durian, sejenis olahan dodol.
"Makanan khas Bengkulu banyak tapi mungkin di luar daerah masih langka tidak seperti nasi padang gitu kan. Misalnya lempuk durian, itu dari durian jadi makanan ringan," ungkap Hj. Radiati dalam Podcast Aksi Nyata di kanal Youtube Partai Perindo, Minggu (11/12/2022).
Dalam kesempatan itu pula, Hj. Radiati pun memperkenalkan beberapa makanan khas Bengkulu lainnya. Sebagai seorang Kartini Perindo, hal ini harus dilakukannya agar mendorong makanan khas yang menjadi identitas suatu daerah dapat dikenal lebih luas lagi.
"Banyak sebenarnya. Ada juga yang diolah jadi lauk makan tempoyak. Lalu ikan pais, ikan yang dimalamkan (dimarinasi) sama bumbunya lalu dibungkus pakai daun keladi," sambung Hj. Radiati
Saking beragamnya, Hj. Radiati juga sempat menjelaskan soal perbedaan cara pengolaha. makanan khas di beberapa wilayah di Bengkulu.
"Kalau di Bengkulu selatan itu (ikan pais) dikukus. Kalau di Utara pakai santan dibikin seperti gulai atau sup, namanya botok," jelasnya.
Selain makanan khas daerah, Hj Radiati juga memperkenalkan potensi wisata di Bengkulu yang berjalan beriringan dengan potensi kuliner khas daerah. Wisatawan yang berwisata ke pantai di Bengkulu bisa sekaligus mencicipi makanan khas di resto atau warung yang sudah tersedia di pinggir pantai.
"Wisatanya bagus, ada pantai panjang sepanjang kota bengkulu dikeliliningi pantai. Sudab banyak kuliner di pinggir pantai, wisatawan itu jadi sekalian. Ada resto makanan khas Bengkulu," pungkasnya.
Bahkan saat pandemi Covid-19 melanda pun, masyarakat tetap mengandalkan usaha kuliner untuk menyambung hidup. Hal ini seolah menjadi bukti bahwa potensi wisata kuliner daerah harus terus dikembangkan.
Berbekal usaha rumahan, masyarakat mengikuti perkembangan teknologi dengan menjajakan jualannya di media sosial sehingga bisa tetap bertahan di era badai pandemi yang menyebabkan banyak orang tidak bisa mengunjungi warung atau resto mereka.
(hri)